Jumat, 16 Oktober 2015

REVOLUSI MENTAL DALAM PENDIDIKAN ANAK BANGSA


Pendidikan Indonesia saat ini menghadapi suatu paradoks yang menuntut respon dan keteladanan dari para pemimpin bangsa. Ada UN yang menakutkan, Kurikulum 2013 yang “setengah matang”, gengster pelajar yang menyeramkan, bullying pelajar yang sadis, kekerasan siswa yang brutal.

Sebenarnya, Indonesia merupakan bangsa yang berkarakter santun, sopan, toleransi, berbudi pekerti, ramah, dan bergotong royong. Dan tugas stakeholder pendidikan, khususnya guru mengembalikan karakter tersebut ke apa yang menjadi keaslian, orisinalitas, identitas bangsa Indonesia. Diyakini, dengan komitmen semua pihak disertai kesadaran seluruh warga negara, karakter ini menjadi jati diri kita.




Disadari, reformasi pendidikan yang dilaksanakan baru sebatas melakukan perombakan yang sifatnya institusional. Belum menyentuh paradigma, mindset, atau budaya pendidikan kita dalam rangka pembangunan pendidikan (education building). Agar perubahan benar-benar bermakna dan berkesinambungan, revolusi mental mesti dilakukan.

Education building tidak mungkin akan efektif kalau sekadar mengandalkan perombakan institusional tanpa melakukan perombakan manusianya atau sifat mereka yang menjalankan sistem ini. Sehebat apapun kelembagaan yang kita ciptakan, selama ia ditangani oleh manusia yang belum mampuni tidak akan membawa kebaikan.

Sudah banyak UU, PP, Permendiknas, PMA, Permen PAN dan RB, perdirjen yang dihasilkan. Telah dibentuk sejumlah badan, komisi, badan, lembaga mengurus pendidikan. Otonomi daerah telah dilaksanakan. Telah diselenggarakan diklat, workshop, seminar untuk guru. Ada begitu banyak beasiswa dan banuan pendidikan. Ada dana BOS, BSM, DOS, dana CSR, dll. Kesemuanya ditujukan dalam rangka perbaikan pengelolaan pendidikan yang demokratis dan akuntabel.

Namun, sejumlah tradisi atau budaya yang tidak mendidik, mulai dari korupsi, kolusi, etos kerja rendah, intoleransi terhadap perbedaan, dan sifat kerakusan, sampai sifat ingin menang sendiri, kecenderungan menggunakan kekerasan dalam memecahkan masalah, pelecehan hukum, dan sifat oportunis. Kesemuanya ini masih berlangsung. Dan ini adalah hasil dari proses pendidikan kita.

Jelas reformasi, yang hanya menghasilkan banyak aturan belum cukup untuk menciptakan pendidikan Indonesia yang berkualitas. Belum tentu apa yang dirumuskan di Jakarta bisa dicerna dengan baik oleh orang orang daerah ditambah lagi dengan sosialisasi aturan itu tidak komprehensif. Disini diperlu sinergitas yang berkelanjutan inter dan intra elemen bangsa. Diperlu “pelayan” yang betul-betul memahami satu persoalan bukan orang-orang tahu semua masalah tetapi sedikit.

Oleh karena itu, sudah saatnya Indonesia melakukan tindakan korektif, tidak dengan menghentikan proses reformasi yang sudah berjalan, tetapi dengan mencanangkan revolusi mental menciptakan paradigma, budaya pendidikan, dan pendekatan education building baru yang lebih manusiawi, sesuai dengan budaya Nusantara, bersahaja, dan berkesinambungan. (Jokowi)

Dalam melaksanakan revolusi mental, kita dapat menghasilkan ketahanan pendidikan (Ganjar Pranowo), Indonesia yang berdaulat dalam bidang pendidikan, dan Indonesia yang berkepribadian secara sosial-budaya, pendidikan yang mengkadi potesni yang dimiliki Indonesia dengan sebuah sistem pendidikan yang akuntabel, bersih dari praktik korupsi yang bisa dirasakan oleh seluruh anak bangsa. Dan didukung oleh birokrasi yang bersih, andal, dan kapabel, yang benar-benar bekerja melayani kepentingan pendidikan dan mendukung pekerjaan guru untuk membentuk karakter siswa. Disini, birokrat sebagai pelayan, bukan minta dilayani, birokrat yang tahu betuk kondisi lapangan, melihat dengan “mata kepala sendiri, bukan hanya menerima laporan dari bawahan.

Revolusi mental sesungguhnya adalah sebuah gerakan ke dalam, yaitu perbaikan sikap diri sebagai individu, dan perbaikan evaluasi diri sistem yang sudah rusak karena korup, tidak adil, dan malah bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional. (Koesoema, 2014).





Mestinya, revolusi mental menfokus pada pembangunan manusia melalui pendidikan. Sedangkan guru adalah aktor utama terwujudnya masyarakat terdidik. Sejarah dunia juga telah membuktikan bahwa guru merupakan pondasi bagi pembangunan bangsa. Jika guru solid maka bangsa kita akan semakin maju dan bersatu. Sehingga pembangunan karakter dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Itu kata pakar pendidikan. Seorang guru bukan hanya menjalankan proses pembelajaran semata, melainkan mampu membangun pola pikir sekaligus karakter positif siswanya, percuma mengajar tanpa bisa membuat siswa belajar. Siswa hanya bisa menjadi “follower”.

Anak-anak tidak membutuhkan kurikulum, tetapi kehidupan yang benar-benar mampu menghidupi mereka. Mereka belajar dari kehidupan nyata. Mereka hanya ingin ilmu yang bisa mencerahkan masa depan mereka. Mereka mengidamkan keahlian yang membuat mereka bisa berkompetensi untuk berpartisipasi membangun bangsa.

Revolusi mental memang harus diinisiasi dari proses pembelajaran dan secara simultan berjalan dibidang-bidang lainnya. Sekurangnya 18 tahun waktu anak Indonesia menghabiskan waktu di bangku pendidikan, mulai plalygroup hingga perguruan tinggi. Lembaga pendidikan menjadi “rumah kedua” untuk menempa anak-anak menjadi manusia dewasa yang bermartabat dan berkepribadian. Pastilah pendidikan sangat strategis dalam membentuk mental anak bangsa karena proses ini berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (never ending process). Disinilah karakter anak mulai disemai.

Selain guru, revolusi mental juga harus terjadi pada para penyelenggara negara, tokoh agama, dan pemuka masyarakat, yang berangsur-angsur menularkannya kepada masyarakat agar di masa mendatang manusia Indonesia pun meninggalkan perilaku korup, intoleran, dan serakah. Keteladan mereka sangat dinantikan.

Sebenarnya, Pusat Kurikulum Kemendikbud sudah menyusun strategi pendidikan karekter ini: pembelajaran (teaching), keteladanan (modelling), penguatan (reinforcing) dan pembiasaan (habituating), dan menetapkan 18 nilai utama dalam pendidikan karakter yakni relijius, jujur, toleransi, disiplin, kerja-keras, mandiri, demokratis, ingin-tahu, semangat-kebangsaan, cinta-tanah-air, menghargai-prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta-damai, gemar-membaca, peduli-lingkungan, peduli-sosial, dan tanggung-jawab.


NEW MEDIA DI ERA GLOBALISASI

NEW MEDIA DI ERA GLOBALISASI


              Media bukanlah sesuatu yang terdengar  asing lagi di era ini, namun saat ini media pun masih tetap menjadi bagian utama dalam suatu perkomunikasian. Di zaman modern ini, teknologi canggih bukanlah barang langka lagi. Perkembangannya sudah tidak terkendali lagi, semua orang berlomba-lomba untuk terus memperbaharuinya agar bisa lebih memudahkan dan membantu kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. New media adalah media yang lagi marak-maraknya digunakan oleh setiap individu yang selalu melakukan perkomunikasian, semakin canggih media yang digunakan akan semakin banyak pula orang lebih bersemangat dalam berkomunikasi.

              New Media merupakan istilah yang luas yang muncul di bagian akhir abad ke-20 untuk mencakup penggabungan dari media tradisional seperti film, gambar, musik, diucapkan dan ditulis kata, dengan kekuatan interaktif teknologi komputer dan komunikasi, komputer konsumen diaktifkan perangkat dan yang paling penting Internet. new media mengulurkan kemungkinan akses on-demand untuk konten kapan saja dan dimana saja.

Konsep Desain New Media                   
Desain new media adalah konsep penciptaan informasi dan data pada teknologi komputerisasi, jaringan data digital, teknik komunikasi dan lainnya, yang terlibat dengan implementasi terhadap new media. Segala bentuk apa pun yang mampu dimanipulasi, jaringan atau dikompresi dianggap sebagai new media. Konsep umumnya adalah untuk merancang sebuah platform yang memungkinkan partisipasi interaktif informasi dengan pengguna.

              Adapun Kata "media" itu berasal dari bahasa latin yang artinya perantara sebuah pesan dengan penerima pesan. Contoh dari media seperti komputer. Komputer dapat dikatakan media pembelajaran jika membawa pesan - pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
              New media adalah media baru sebagai salah satu produk teknologi informasi dan komunikasi sekarang dan mendatang bersama-sama dengan komputer digital. New media ini sendiri meninggalkan teknologi yang masih bersifat analog, mekanik, boros energi, tidak ramah lingkungan dan yang pasti masih menggunakan teknologi yang rendah alias jadul karena menurut sebagian orang tidak efisien, dan tidak praktis. Selain teknologi, new media juga sudah tidak dapat bisa dipisahkan dengan dunia digital. Ini disebabkan sebagian besar new media itu didominasi oleh produk yang berteknologi digital yang seringkali memiliki karakteristik dapat dimanipulasi, bersifat jaringan, padat mudah, interaktif dan tidak memihak. Walaupun tidak ada teori resmi yang dapat menjelaskan apa itu new media kita dapat memperkirakan arti kasar dari new media
              Globalisasi dapat dihubungkan dengan new media. Munculnya media baru telah meningkatkan komunikasi antara orang diseluruh dunia dan internet. Hal ini memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri melalui blog, situs web, gambar, dan media lainnya. Globalisasi umumnya dinyatakan sebagai "lebih dari perluasan kegiatan di luar batas-batas Negara atau bangsa tertentu". Globalisasi lebih pendek jarak antara orang di seluruh dunia dengan komunikasi elektronik   
              Sedikit bentuk nyata dari new media adalah blog, website pribadi atau jejaring social. Ketiganya adalah produk dari teknologi yang masih populer saat ini yaitu internet. Manusia dapat memberikan informasi untuk manusia lainnya melalui jaringan internet. Keberadaan dari ketiga media tersebut dapat menyingkirkan radio, surat kabar dan televisi yang telah bertahun-tahun menjadi sumber informasi untuk masyarakat. Media ini juga menjadi media utama yang digunakan para pengguna internet untuk mendapatkan informasi secara tidak langsung
              Dengan munculnya ketiga media baru tersebut, maka terdapat juga istilah baru yang disebut Citizen Journalism. Istilah ini adalah sebutan bagi kegiatan jurnalisme seperti menulis, mengupload video atau photo yang bersifat informatif yang dilakukan oleh orang biasa bukan wartawan (orang-orang yang terbiasa dalam kegiatan jurnalisme), dengan adanya hal ini makanya informasi akan menjadi lebih cepat tersebar karena dapat dipublikasikan kapanpun dan dimanapun.
              Meskipun berbagai macam media informasi baru telah muncul sampai saat ini radio, surat kabar dan televisi masih terus eksis dan belum dapat tergantikan. Hal ini disebabkan karena penggunaan internet yang masih belum mencapai bagian terkecil dari suatu populasi penduduk.

Proses dan Tahapan Pengembangan Aplikasi New Media
              Sejarah new media ini sendiri adalah istilah yang luas yang muncul di bagian akhir abad ke-20 untuk mencakup peleburan media tradisional seperti film, gambar, musik, lisan dan tertulis kata, dengan kekuatan interaktif dari komputer dan teknologi komunikasi, komputer memungkinkan konsumen perangkat dan yang paling penting Internet.
              Namun sebelum itu pada tahun 1960, ada hubungan antara komputasi dan seni radikal mulai tumbuh lebih kuat. Tidak sampai 1980-an yang Alan Kay dan rekan-pekerja di Xerox PARC mulai memberikan kekuatan komputer pribadi untuk individu, daripada memiliki organisasi besar bertanggung jawab atas ini."Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, bagaimanapun, tampaknya kita menyaksikan berbagai jenis hubungan paralel antara perubahan sosial dan desain komputer ,. Meskipun tidak berhubungan kausal konseptual masuk akal bahwa Perang Dingin dan desain Web berlangsung tepat waktu yang sama.
              Sampai tahun 1980-an media terutama bergantung pada media cetak dan analog siaran model, seperti orang-orang dari televisi dan radio . Lima dua puluh tahun terakhir telah melihat cepat transformasi menjadi media yang ditautkan pada penggunaan komputer digital, seperti Internet dan game komputer . Namun, contoh-contoh ini hanya representasi kecil dari media baru. Penggunaan komputer digital telah mengubah sisa 'tua' media, seperti yang disarankan oleh munculnya televisi digital dan publikasi online. Bahkan bentuk media tradisional seperti mesin cetak telah diubah melalui penerapan teknologi seperti manipulasi gambar perangkat lunak seperti Adobe Photoshop dan alat-alat desktop publishing.
              Adapun di era globalisasi sekarang ini new media telah berkembang pesat dan sudah menjadi bahan konsumsi banyak masyarakat dari kalangan anak-anak sampai dewasa, itu dikarenakan mudahnya cara mengakses atau mengoperasikanya.

Proses Pengembangan Aplikasi New Media :
·         Fase requirement atau penelusuran kebutuhan, pada fase ini kita mencari tahu sebenarnya apa yang dibutuhkan, tujuan dari suatu proyek pengembangan aplikasi, dan seperti apa hasil yang diinginkan.
·         Fase analisa, pada tahapan ini berdasarkan hasil penelusuran kebutuhan maka kita akan memutuskan seperti apa aplikasi yang ingin dibuat, future apa saja yang diperlukan, masalah yang kemungkinan kita hadapi, apa saja yang kita perlukan dalam proses pengembangan,dsb.
·         Fase perancangan, pada tahapan ini kita akan membuat rencana atau rancangan mengenai aplikasi yang akan dibuat berdasarkan hasil analisa sebelumnya.
·         Fase pengembangan , tahapan implementasi hasil dari analisa dan perancangan. Pada tahap ini kita akan menulis kode program sesuai yang telah direncanakan sebelumnya pada fase perancangan. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian terhadap suatu fungsi apakah telah berjalan sesuai yang diinginkan.
·         Fase installasi, setelah memastikan bahwa semua fungsi telah berjalan baik dan telah memenuhi kriteria yang diinginkan pada fase requirement maka aplikasi akan di-setup pada server atau komputer yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi ini.
Tahap Pengembangan Aplikasi New Media :
1)    Konsepsi à Pada tahap ini gambaran mengenai aplikasi yang akan dibuat dibentuk. Gambaran harus dapat menjelaskan poin-poin inti dari aplikasi yang akan dibuat secara umum.
2)    Analisa à Pada tahap ini konsep yang dibuat dianalisa secara pemrograman untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk mengembangkan konsep menjadi suatu aplikasi serta alur proses pada aplikasi secara jelas.
3)    Simulasi à Pada tahap ini disimulasikan proses-proses yang akan terjadi pada aplikasi yang akan dibuat. Proses-proses yang disimulasikan melingkupi :
·           Alur suatu proses dalam berbagai macam kondisi.
·           Keluaran yang diharapkan dari setiap proses.
·           Eror-eror yang mungkin terjadi.
·           Proses-proses yang bersifat kritis dan sensitif.
4)    Algoritma à Pada tahap ini dibuat algoritma pemrograman yang dapat menerangkan proses-proses secara programatik. Algoritma yang dibuat harus sejalan dengan simulasi yang telah dilakukan.
5)    Konstruksi à Pada tahap ini seluruh algoritma yang dibuat diimplementasikan pada level pemrograman. Disini dibuat produk dari konsep yang dibuat sebelumnya.
6)    Evaluasi à Pada tahap ini dicek secara keseluruhan aplikasi yang telah dibuat. Program harus berjalan sesuai dengan yang telah dicanangkan. Apabila ada kesalahan maka harus dicari tahu di bagian mana kesalahan tersebut terjadi dan ulangi kembali pengembangan aplikasi dari tahap tersebut.

Contoh Aplikasi New Media
          Contohnya Internet, dari internet kita dapat banyak sekali manfaat dari informasi yang kita lihat dari sana. Termasuk yang menjadi trend saati ini yaitu jejaring sosial seperti “Twitter”.

·         Bagaimana konsep new media tersebut?
·         Fitur-fitur apa saja yang ada di aplikasi tersebut?
Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey memperkenalkan ide twitter dimana individu bisa menggunakan SMS (Short Message Service) layanan untuk berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21 secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006.
Twitter menjadi perusahaan sendiri pada bulan April 2007. Twitter adalah sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jaringan sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets).
Kicauan (tweets) adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut (followers).

Fitur-fitur pada Twitter
1.    @ (At)
Fitur ini digunakan untuk memberi pesan atau twit kepada pengguna lain. Fitur ini merupakan fitur yang harus digunakan saat memberi twit kepada orang lain.
2.    Membalas Pesan (RT Retweet)
Fitur ini bisa digunakan untuk membalas twit yang disampaikan oleh pengguna lain serta digunakan untuk menyampaikan ulang pesan yang terdapat pada halaman kita.
3.    Favorite (Fav)
Fitur ini digunakan bila pengguna menyukai satu atau beberapa twit yang ditampilkan pada halaman utama pengguna.
4.    Pesan Pribadi (DM)
Fitur ini digunakan untuk memberi pesan secara pribadi kepada pengguna yang ingin dituju.
5.    Hapus (del)
Fitur ini digunakan untuk menghapus twit yang pernah disampaikan oleh pengguna atau twit yang terdapat nama pengguna.
6.    Ikuti (Follow)
Fitur ini merupakan salah satu fitur utama dari jejaring sosial twitter. Untuk menambah teman para pengguna, maka pengguna harus menggunakan fitur ini.
7.    Tidak Mengikuti (Unfollow)
Fitur ini merupakan kebalikan dari fitur sebelumnya, yaitu untuk tidak mengikuti pengguna yang sebelumnya telah diikuti oleh pengguna.
8.    Teman (Friends)
Fitur ini digunakan untuk melihat para pengguna lain yang diikuti oleh pengguna.
9.    Pengikut (Followers)
Fitur ini digunakan untuk melihat pengguna pengguna lain yang mengikuti akun pengguna yang bersangkutan.
10. Unggah Foto (Upload Photo)
Fitur ini memudahkan pengguna untuk mengunggah foro.
Dan masih banyak lagi.

Namanya saja sosial media, media seperti twitter ini bukan hanya menyalurkan informasi, bisa menjadi media bersosialisasi. Tapi, selain efisiensi dan efektifitas new media khususnya media sosial, banyak dampak dampak negative yang ditimbulkan. Salah satunya saya dengan generasi menunduk. Kenapa begitu? Karena sadar atau tidak, dimana saja dan kapan saja mereka sibuk dengan gadget mereka. Menunduk dan kebawa masuk ke dunianya sendiri.

Kesimpulan
Menurut pendapat saya, media baru ini merujuk kepada pertumbuhan teknologi komunikasi yang baru dan canggih dan serba cepat sesuai dengan keinginan dari masyarakat itu sendiri. Hal ini karena kita dapat lihat dari dua pandangan yang berlainan bersetuju bahwa kehadiran teknologi penting dalam media baru. Teknologi komunikasi yang bermutu ini menyebabkan satu lagi perkara yang sering disebut globalisasi. Dengan adanya globalisasi, urusan komunikasi tidak terhadap sesuatu negara saja. Urusan komunikasi ini berkembang kepada masyarakat sampai seluruh pelosok dunia.


DAFTAR PUSTAKA
Nn. 2012. Fitur Dan Aplikasi Pada Twitter. http://serbaada02.blogspot.co.id/2012/10/fitur-dan-aplikasi-pada-twitter.html

Achmad, Ardianto. 2012. Konsep Desain New Media dan Konsep proses dan tahapan pengembangan aplikasi new media. http://inibukan-blog.blogspot.co.id/2012/01/konsep-desain-new-media-dan-konsep.html