PENDAHULUAN
Telah kita ketahui di
Indonesia memiliki banyak sekali budaya dan adat istiadat yang juga berhubungan
dengan masyarakat dan agama. Dari berbagai budaya yang ada di Indonesia dapat
dikaitkan hubungannya dengan agama dan masyarakat dalam melestraikan budaya dan
juga turut mempunyai adil yang besar dalam melestarikan budaya, karena
masyarakatlah yang menjalankan semua perintah agama dan ikut menjaga budaya
agar tetap terpelihara.
Selain itu ada juga hubungan
lainnya, yaitu menjaga tatanan kehidupan. Maksudnya hubungan agama dalam
kehidupan jika dipadukan dengan budaya dan masyarakat akan membentuk kehidupan
yang harmonis,karena ketiganya mempunyai keterkaitan yang erat satu sama lain.
Kaitan agama dengan
masyarakat banyak dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan
sejarah dan figur nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional
tentang arti dan hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut
menimbulkan relegi dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman
agama para tasauf.
Bukti-bukti itu sampai pada
pendapat bahwa agama merupakan tempat mencari makna hidup yang final dan
ultimate. Agama yang diyakini, merupakan sumber motivasi tindakan individu
dalam hubungan sosialnya, dan kembali pada konsep hubungan agama dengan
masyarakat, di mana pengalaman keagamaan akan terefleksikan pada tindakan
sosial dan invidu dengan masyarakat yang seharusnya tidak bersifat antagonis.
Peraturan agama dalam
masyarakat penuh dengan hidup, menekankan pada hal-hal yang normatif atau
menunjuk kepada hal-hal yang sebaiknya dan seharusnya dilakukan.
AGAMA
Definisi Agama
Kata "agama"
berasal dari bahasa
Sanskerta yang berarti tradisi. Kata lain yang bisa menggambarkan dari kata agama adalah religi yang berasal
dari bahasa
Latin religio dan berakar pada kata
kerja re-ligare yang berarti mengikat
kembali maksudnya seseorang dapat mengikat dirinya kepada Tuhan YME. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan
untuk menjelaskan makna hidup dan menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta.
Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut
beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.
Kata agama terkadang
digunakan bergantian dengan iman dan sistem kepercayaan. Kita sebagai umat
beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita
melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya. Sebuah
jajak pendapat global 2012 melaporkan bahwa 59% dari populasi dunia adalah
beragama, dan 36% tidak beragama,
termasuk 13% yang ateis, dengan penurunan 9% pada keyakinan
agama dari tahun 2005. Rata-rata, wanita lebih religius daripada laki-laki.
Beberapa orang mengikuti beberapa agama atau beberapa prinsip-prinsip agama
pada saat yang sama, terlepas dari apakah atau tidak prinsip-prinsip agama
mereka mengikuti tradisional yang memungkinkan untuk terjadi unsur sinkretisme
Manusia yang berbudaya, menganut berbagai
nilai, gagasan, dan orientasi yang terpola mempengaruhi perilaku, bertindak
dalam konteks terlembaga dalam lembaga situasi di mana peranan dipaksa oleh
sanksi positif dan negatif serta penolakan penampilan, tapi yang bertindak,
berpikir dan merasa adalah individu itu sendiri.
Fungsi
Agama dalam Masyarakat
·
Sumber
pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·
Mengatur
tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
·
Merupakan
tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·
Pedoman
mengungkapkan rasa kebersamaan
·
Pedoman
perasaan keyakinan
·
Pedoman
keberadaan
·
Pengungkapan
estetika (keindahan)
·
Pedoman
rekreasi dan hiburan
·
Memberikan
identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Macam-macam
Cara Beragama
1.
Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti
cara beragama nenek moyang, leluhur, atau orang-orang dari angkatan sebelumnya.
Pemeluk cara agama tradisional pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima
hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan, dan tidak berminat bertukar
agama.
2.
Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di
lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya
orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat
dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau
masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika
memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat
meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang
mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
3.
Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio
sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran
agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari
orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama
sekalipun.
4.
Metode
Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan
akal dan hati (perasaan) di bawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha
memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran
(dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya
dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari
Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan
dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
Dimensi
Komitmen Agama
Perkembangan iptek mempunyai konsekuensi penting
bagi agama.Sekulerisai cenderung mempersempit ruang gerak kepercayaan dan
pengalaman keagamaan. Kebanyakan agama yang menerima nilai- nilai institusional
baru adalah agama-agama aliran semua aspek kehidupan.
Dimensi komitmen agama menurut
Roland Robertson, yaitu :
1.
Dimensi
Ritual
Dimensi ritual
dapat menjelaskan komitmen keagamaan melalui tingkah laku yang diharapkan akan
muncul pada diri manusia yang menyatakan keyakinan mereka pada agama yang
mereka anut.
2.
Dimensi
Keyakinan
Dimensi
Keyakinan atau yang biasa disebut doktrin merupakan dimensi yang paling
mendasar dari agama karena menjelaskan seberapa besar manusia memegang
kepercayaan terhadap agama yang dianut dan menerima hal – hal yang teologis
yang ada didalam agama mereka.
3.
Dimensi
Pengetahuan
Dimensi
pengetahuan adalah dimensi yang menjelaskan tentang seberapa jauh seseorang
mengenal dan menegtahui hal – hal mengenai agama yang mereka yakini seperti
latar belakang ajaran agama tersebut.
4.
Dimensi
Perasaan
Dimensi
perasaan menjelaskan tentang dunia mental dan emosional seseorang dan keinginan
untuk mempercayai suatu agama serta takut bila tak menjadi orang yang beragama.
5.
Dimensi
Konsekuensi
Dimensi konsekuensi menjelaskan
tentang tingkah laku seseorang, tetapi berbeda dengan dimensi ritual karena tingkah
laku yang dimaksud adalah hal – hal yang terjadi didalam kehidupan sehari –
hari dan muncul akibat motivasi dari agama mereka.
Tipe
Kaitan Agama dengan Masyarakat
a.
Masyarakat
yang terbelakang dan nilai-nilai sakral atau masyarakat yang terisolasi
b.
Masyarakat-masyarakat
pra-industri yang sedang berkembang yang tak terisolasi
c.
Masyarakat
yang bisa terisolasi dan bisa juga tak terisolasi
Pelembagaan Agama
Agama sangat universal, permanen, dan
mengatur dalam kehidupan, sehingga bila tidak memahami agama, maka akan sulit
memahami masyarakat. Hal yang harus diketahui dalam memahami lembaga agama
adalah apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan
struktur dari agama.
Menurut
Elizabeth K. Nottingham (1954), kaitan agama dalam masyarakat dapat
mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan keseluruhannya secara
utuh.
a)
Masyarakat
yang Terbelakang dan Nilai-nilai Sakral
Masyarakat
tipe ini kecil, terisolasi, dan terbelakang. Anggota masyarakatnya menganut
agama yang sama. Sebab itu, keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam
kelompok keagamaan adalah sama. Agama menyusup ke dalam kelompok aktivitas yang
lain. Sifat-sifatnya:
Agama
memasukkan pengaruhnya yang sakral ke dalam sistem masyarakat secara mutlak. Nilai
agama sering meningkatkan konservatisme dan menghalangi perubahan dalam
masyarakat dan agama menjadi fokus utama pengintegrasian dan persatuan
masyarakat secra keseluruhan yang berasal dari keluarga yang belum berkembang.
b) Mayarakat-masyarakat Praindustri yang
sedang Berkembang
Masyarakatnya
tidak terisolasi, ada perkembangan teknologi. Agama memberi arti dan ikatan
kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat, pada saat yang sama, lingkungan yang
sakral dan yang sekular masih dapat dibedakan. Fase kehidupan sosial diisi dengan
upacara-upacara tertentu. Di pihak lain, agama tidak memberikan dukungan
sempurna terhadap aktivitas sehari-hari, agama hanya memberikan dukungan
terhadap adat-istiadat.
Pendekatan
rasional terhadap agama dengan penjelasan ilmiah biasanya akan mengacu dan
berpedoman pada tingkah laku yang sifatnya ekonomis dan teknologis dan tentu
akan kurang baik. Karena adlam tingkah laku, tentu unsur rasional akan lebih
banyak, dan bila dikaitkan dengan agama yang melibatkan unsur-unsur pengetahuan
di luar jangkauan manusia (transdental), seperangkat symbol dan keyakinan yang
kuat, dan hal ini adalah keliru. Karena justru sebenarnya, tingkah laku agama
yang sifatnya tidak rasional memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
Agama melalui wahyu atau kitab sucinya
memberikan petunjuk kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan mendasar, yaitu
selamat di dunia dan akhirat. Dalam perjuangannya, tentu tidak boleh lalai.
Untuk kepentingan tersebut, perlu jaminan yang memberikan rasa aman bagi
pemeluknya. Maka agama masuk dalam sistem kelembagaan dan menjadi sesuatu yang
rutin. Agama menjadi salah satu aspek kehiduapan semua kelompok sosial,
merupakan fenomena yang menyebar mulai dari bentuk perkumpulan manusia,
keluarga, kelompok kerja, yang dalam beberapa hal penting bersifat keagamaan. Adanya
organisasi keagamaan, akan meningkatkan pembagian kerja dan spesifikasi
fungsi,juga memberikan kesempatan untuk memuaskankebutuhan ekspresif dan
adatif.
Pengalaman
tokoh agama yang merupakan pengalaman kharismatik, akan melahirkan suatu bentuk
perkumpulan keagamaan yang akan menjadi organisasi keagamaan terlembaga.
Pengunduran diri atau kematian figure kharismatik akan melahirkan krisis
kesinambungan. Analisis yang perlu adalah mencoba memasukkan struktur dan
pengalaman agama, sebab pengalaman agama, apabila dibicarakan, akan terbatas
pada orang yang mengalaminya. Hal yang penting untuk dipelajari adalah memahami
“wahyu” atau kitab suci, sebab lembaga keagamaan itu sendiri merupakan refleksi
dari pengalaman ajaran wahyunya.
MASYARAKAT
Masyarakat merupakan
salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah
inggrisnya adalah society ,
sedangkan masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab syakara yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab
masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya
berinteraksi. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya.
Golongan-golongan
dari Masyarakat
·
Masyarakat
Sederhana
Dalam lingkungan masyarakat sederhana
(primitif) pola pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin.
Pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari
latar belakang adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan
pria dalam menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
·
Masyarakat
Maju
Masyarakat maju memiliki aneka ragam
kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebuatan kelompok organisasi
kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan serta tujuan
tertentu yang akan dicapai.
AGAMA,
KONFLIK, DAN MASYARAKAT
Pengaruh
Agama Terhadap Stratifikasi Sosial
Didalam
ajaran sosiologi kita mengenal pengertian stratifikasi sosial yang mempunyai
pengertian yaitu susunan berbagai kedudukan sosial menurut tinggi rendahnya
dalam masyarakat. Seorang pengamat menggambarkan masyarakat sebagai suatu tanda
yang berdiri yang mempunyai anak tangga dari bawah keatas. Stratifikasi sosial
itu tidak sama antara masyarakat satu dengan yang lain karena setiap masyarakat
mempunyai stratifikasi sosialnya sendiri . Jika jarak antara tangga yang satu
dengan anak tangga yang ada diatasnya ditarik horizontal, maka terdapat suatu ruang.
Ruang itu disebut lapisan sosial. Jadi lapisan sosial adalah keseluruhan orang
yang berkedudukan lapisan sosial setingkat .
Contoh
pengaruh agama terhadap stratifikasi pada golongan petani, sikap mental golongan
petani terbentuk oleh situasi dan kondisi dimana mereka hidup, yang antara lain
adalah faktor klimatologis dan hidrologis seperti musim dingin dan musim panas,
yang sejalan dengan musim kering dan musim penghujan. Golongan petani selalu
bergumul dengan pemainan hukum alam (pertanian). Hukum cocok tanam kadang sulit
diperhitungkan secara cermat selalu bersandar pada kedermawanan alam yang
datang lambat & tidak menentu. Maka kaum petani lebih cenderung untuk
mendayagunakan kekuatan-kekuatan magis (supra-empiris) guna membantu
mereka dalam menentukan hari yang tepat. Semangat religius golongan petani itu
terlihat dari pengadaan sejumlah pesta pertanian pada peristiwa penting,
misalnya kaum petani di Indonesia mengadakan selamatan pada saat menanam benih
dan waktu panen, sampai sekarang ini banyak petani di Indonesia masih
mengadakan ritual tersebut.
BERBAGAI MACAM AGAMA DI MASYARAKAT
INDONESIA
Agama
Islam, Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,
dengan 88% dari jumlah penduduk adalah penganut ajaran Islam. Mayoritas Muslim dapat
dijumpai di wilayah barat Indonesia seperti di Jawa dan Sumatera. Masuknya agama islam ke
Indonesia melalui perdagangan.
Masjid Menara Kudus
Nama Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pendiri :
Nabi Muhammad SAW
Permulaan :
Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah :
Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari
Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun
Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)
Agama Hindu, Kebudayaan dan agama Hindu tiba di Indonesia pada abad pertama Masehi, bersamaan waktunya dengan kedatangan agama Buddha, yang kemudian menghasilkan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha seperti Kutai, Mataram dan Majapahit.
Pura Besakih - Bali
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pendiri :
-
Permulaan :
Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah :
Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari
Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)
Agama Budha, Buddha merupakan agama tertua
kedua di Indonesia,
tiba pada sekitar abad keenam masehi. Sejarah Buddha di Indonesia berhubungan
erat dengan sejarah Hindu.
Vihara Avalokitesvara - Serang Banten
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pendiri :
Siddharta Gautama
Permulaan :
Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah :
Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari
Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)
Agama Kristen Katolik, Agama Katolik untuk pertama kalinya masuk ke Indonesia pada bagian pertama abad ketujuh di Sumatera Utara. Dan pada abad ke-14 dan ke-15 telah ada umat Katolik di Sumatera Selatan. Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang kemudian diikuti bangsa Spanyol yang berdagang rempah-rempah.
Gereja St. Antonius - Solo
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri :
Yesus Kristus
Permulaan :
Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari
Natal, Hari Jumat Agung, Hari
Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah
Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)
Agama Kristen Protestan, Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa kolonial Belanda (VOC), pada sekitar abad ke-16. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses berhasil meningkatkan jumlah penganut paham Protestan di Indonesia. Agama ini berkembang dengan sangat pesat di abad ke-20, yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eopa ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat Papua dan lebih sedikit di kepulauan Sunda.
Gereja Kayu Tangan - Malang
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pendiri :
Yesus Kristus
Permulaan :
Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah :
Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari
Natal, Hari Jumat Agung, Hari
Paskah, Kenaikan Isa Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)
Agama
Kong Hu Cu, Agama Konghucu berasal dari Cina daratan dan yang
dibawa oleh para pedagang Tionghoa dan imigran. Diperkirakan pada abad ketiga
Masehi, orang Tionghoa tiba di kepulauanNusantara. Berbeda dengan agama yang
lain, Konghucu lebih menitik beratkan pada kepercayaan dan praktik yang
individual.
Klenteng Jin De Yuan - Jakarta
Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pendiri :
Kong Hu Cu
Permulaan :
Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah :
Li Tang / Klenteng
Hari Besar Keagamaan : Tahun
Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)
CONTOH
KASUS AGAMA DAN MASYARAKAT
Kesadaran
Umat Islam di Bandung dalam Beribadah Masih Lemah
Bandung - Hasil survey Pusat Data dan Dinamika Umat (PDDU) Yayasan
Daarul Hikam menyebut, kesadaran dan kepatuhan umat Islam dalam beribadah di
Kota Bandung masih lemah. Sebanyak 600 responden dari 50 kelurahan dan 30
kecamatan di Kota Bandung, baru 47 persen di antaranya yang melakukan salat
wajib.
"Kami melakukan riset dengan kuisioner dan wawancara,
hasilnya, untuk ibadah mahdhah (khusus), ghairu mahdhah (umum), dan muamalah
hasilnya memprihatinkan," kata Direktur PPDU Daarul Hikam, Sodik Mujahid,
dalam ekspos profil umat Islam Kota Bandung dan Peringatan Maulid Nabi, Kamis
(24/1/2013).
Sodik menyebutkan, baru 47 persen di antara responden yang
melaksanakan salat wajib, 24 persen melaksanakan salat tepat waktu, 24 persen
salat di mesjid, 18 persen melaksanakan salat sunat rawatib,dan 5 persen yang
solat tahajud. Sementara untuk pelaksanaan zakat, kebanyakan masyarakat masih
menyalurkan dengan cara sendiri dibanding dengan melalui amil (penyalur zakat).
"Baru 22 persen yang biasa mengeluarkan zakat harta, dan
83 persennya bayar zakat fitrah. Untuk penyaluran, hanya 5 persen yang melalui
BAZ dan LAZIS). Sedangkan 71 persennya langsung ke masjid, panti yatim dan
pengemis," kata Sodik.
Sementara untuk puasa, baru 77 persen responden melaksanakan
puasa wajib di bulan Ramadhan, dan hanya 33 persen yang membayar utang puasa di
bulan lain.
"Kemauan dan kemampuan baca Al-Quran juga memprihatinkan
berdasarkan survey, baru 56 persen saja yang bisa baca, dan 26 persennya yang
mengerti tajwid," ungkapnya.
Lebih lanjut Sodik mengungkapkan, selama ini di Bandung belum
ada basis data untuk pelaksanaan dakwah. Diharapkan data ini bisa menjadi awal
dari pembenahan dakwah di Kota Bandung.
source : http://bandung.detik.com/read/2013/01/24/144928/2151434/486/kesadaran-umat-islam-di-bandung-dalam-beribadah-masih-lemah
source : http://bandung.detik.com/read/2013/01/24/144928/2151434/486/kesadaran-umat-islam-di-bandung-dalam-beribadah-masih-lemah
Dari contoh kasus diatas memperlihatkan bahwa kesadaran
masyarakat akan agama masih rendah. Khususnya umat muslim di Indonesia. Padahal
Indonesia adalah negara dengan pemeluk Islam terbesar di dunia. Indonesia belum
dikenal sebagai negara yang religious, mungkin karena kurangnya pendidikan
agama yang didapatkan masyarakat saat ini. Meskipun masih banyak ulama di
sekitar kita. Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting ditanamkan di
hati setiap orang dari kecil. Karena pendidikan agama akan menjadi bekal kita
di akhirat yang mana itu adalah tempat yang sesungguhnya kekal bagi kita.
KESIMPULAN
Kaitan agama dengan masyarakat banyak
dibuktikan oleh pengetahuan agama yang meliputi penulisan sejarah dan figur
nabi dalam mengubah kehidupan sosial, argumentasi rasional tentang arti dan
hakikat kehidupan, tentang Tuhan dan kesadaran akan maut menimbulkan relegi,
dan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sampai pada pengalaman agamanya para tasauf.
Manusia
memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan
manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia
lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama
karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui
adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.
Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Agama sangatlah
penting dalam kehidupan manusia karena agama merupakan sumber moral, petunjuk
kebenaran, sumber informasi tentang masalah metafisika, dan memberi
bimbingan rohani bagi manusia, baik dikala suka maupun duka.
DAFTAR PUSTAKA
Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk. 1996. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta :
Gunadarma.
http://id.wikipedia.org/wiki/Agama
http://eliana-hubunganagamadanmasyarakat.blogspot.com/
https://www.academia.edu/8764500/Macam_Macam_6_Agama_di_Indonesia_dan_Tempat_Ibadahnya