Hidup bermasyarakat adalah hubungan antar
individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses
kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap
anggota masyarakat salaing berinteraksi, member dan menerima (take and give).
Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta
nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai
inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas
dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan
tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota
masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan
seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat
membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara
masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati
perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti
itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
PERTENTANGAN SOSIAL
Perbedaan Kepentingan
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya
esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil
memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya
maupun bagi lingkungannya.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan
sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan
kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok
etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan
minoritas. Maksudnya adalah pendapat atau kepentingan seseorang yang berbeda
dengan yang lainnya. Terkadang bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir
secara damai atau sebaliknya berakhir secara anarkis.
Namun
jika dicermati, perbedaan kepentingan dapat disiasati dengan saling
bertoleransi dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat agar bisa tetep
hidup berdampingan dalam suasana yang harmonis.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara
langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa frase, yaitu :
1. Fase
disorganisasi, yang terjadi karena kesalah pahaman yang menyebabkan sulit atau
tidak dapatnya satu kelompok sosial menyesuaikan diri dengan norma ideologi.
2. Fase
dis-intergrasi (konflik), yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk
seperti: timbulnya emosi massa, protes, aksi mogok, pemberontakan, dll.
Masalah yang terjadi dalam kehidupan itu
sangatlah bermacam-macam karena setiap individu itu mempunyai suatu kepentingan
sendiri-sendiri yang berikabatkan suatu perbedaan suatu kehidupan sosial yang
terjadi dalam bermasyarakat.
Perbedaan kepentingan itu antara lain
berupa :
1)
kepentingan
individu untuk memperoleh kasih saying
2)
kepentingan
individu untuk memperoleh harga diri
3)
kepentingan
individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4)
kepentingan
individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5)
kepentingan
individu untuk dibutuhkan orang lain
Definisi Pertentangan Sosial
Kata konflik berasal dari bahasa Latin configere yang artinya saling memukul. Pertentangan atau konflik merupakan
proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan
jalan menantang pihak lawan disertai ancaman dan kekerasan. Dari segi definisi,
Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa konflik merupakan pertentangan untuk
beruaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan.
Pertentangan
terbagi menjadi dalam lima bentuk sebagai berikut.
1. Pertentangan
pribadi, seperti permusuhan dan perkelahian antara kamu dan adikmu karena
memperebutkan sesuatu
2. Pertentangan
rasial, seperti pertentangan antara warga kulit hitam dan kulit putih di
Amerika Serikat dan Afrka Selatan
3. Pertentangan
antarkelas sosial, seperti pertentangan antara majikan dan buruh yang
disebabkan oleh perbedaan kepentingan
4. Pertentangan
politik, seperti pertentangan antargolongan dalam masyarakat atau pertentangan
di antara negara-negara yang merdeka
5. Pertentangan
yang bersifat internasional, seperti pertentangan antarnegara yang disebabkan
oleh perbedaan kepentingan. Tidak jarang pertentangan ini menyebabkan
peperangan
Pertentangan
atau konflik sosial adalah proses sosial antarperorangan atau
kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang
sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gop atau jurang pemisah di
antara mereka. Upaya untuk memenuhi tujuan mereka dilakukan secara tidak wajar
dan tidak konstitusional yang saling menjatuhkan.
Contoh
menyelesaikan konflik, pada masyarakat Nusa Tenggara Timur, tepatnya di
kabupaten Soe. Penyelesaian konflik dilakukan dengan tradisi “Okomama”, yakni
tradisi dengan menggunakan kotak yang dibalut kain tenun adat dengan diisi
sirih dan kapur. Pihak yang berselisih berjanji tidak akan ada lagi permusuhan
dengan cara memasukkkan kedua tangan kedua pihak dalam kotak tersebut. Setelah
itu, mereka berangkulan dan mengunyah sirih pinang.
Bentuk-bentuk Konflik
Macam-macam
bentuk konflik, menurut Soejono Soekanto antara lain:
1.
Konflik pribadi, yaitu konflik yang
berlangsung antara dua orang.
2.
Konflik rasial, artinya konflik yang terjadi
antara suku bangsa yang ada karena perbedaan ras.
3.
Konflik antarkelas sosial, artinya konflik
yang antara kelas sosial yang ada dalam masyarakat.
4.
Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi
menyangkut golongan-golongan di masyarakat.
5.
Konflik Internasional, artinya konflik yang
terjadi antarnegara yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.
Proses Terjadinya Konflik
Konflik
lahir dari kenyataan sosial yaitu karena adanya perbedaan-perbedaan. Misalnya,
perbedaan ciri-ciri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau
pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan
menjadi konflik manakala sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasikan
perbedaan-perbedaan tersebut. Hal itu mendorong masing-masing individu atau kelompok
untuk saling menghancurkan.
Gejala-gejala dari Konflik dalam
Masyarakat Majemuk
a. Tindakan-tindakan
anggota masyarakat sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
b. Norma-norma
masyarakat tidak berfungsi lagi dengan baik.
c. Lemahnya
sanksi sosial dan bahkan tidak dilaksanakan dengan konsekuen
d. Tidak
adanya kesamaan pandangan antaranggota masyarakat tentang tujuan yang akan
dicapai.
e. Adanya
pertentangan terhadap norma masyarakat yang telah dihayati dan dujadikan
pedoman hidup.
Cara cara Pemecahan Konflik
a) Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu
pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan, antara lain : kami mengalah,
kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
b) Subjugation
atau domination,
artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang
atau pihak lain untuk mentaatinya.
c) Mjority
Rule artinya suara terbanyak yang
ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan
argumentasi.
d) Minority
consent, yaitu kelompok
mayoritas yang menang.
e) Compromise, artinya semua subkelompok yang
terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan keluar.
f) Integration, artinya pendapat-pendapat yang
bertentangan didiskusikan, dipertimbangan dan ditelaah
Faktor-faktor
yang Dapat Menyebabkan Pertentangan Sosial
1. Perbedaan
pendapat
2. Perselisihan
paham yang berkepanjangan yang mengusik harga diri serta kebanggaan
masing-masing pihak
3. Benturan
kepentingan yang sama
4. Perbedaan
sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan
5. Perbedaan
kepentingan politik, baik dalam satu negara ataupun antarnegara
Dampak Konflik
Dampak
Positif
§ Konflik
dapat memperjelas aspek- aspek kehidupan kehidupan yang belum jelas atau belum
tuntas ditelaah.Contoh: diskusi dalam seminar;
§ Konflik
memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta
hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu;
§ Konflik
meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok;
§ Konflik
merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok;
§ Konflik
dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan
norma-norma baru;
§ Konflik
dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara
kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.;
§ Konflik
memunculkan sebuah kompromi baru apabila konflik dalam keadaan seimbang.
Dampak
Negatif
§ Keretakan
hubungan antarindividu dan persatuan kelompok
§ Kerusakan
harta benda dan hilangnya nyawa manusia
§ Berubahnya
kepribadian para individu
§ Munculnya
dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
Upaya Penyelesaian konflik
Konflik
dapat diselesaikan melalui akomodasi, yang bertujuan untuk:
1) Mengurangi
pertentangan antara dua kelompok atau individu
2) Mencegah
terjadinya suatu pertentangan secara temporer
3) Memungkinkan
terjadinya kerjasama antara individu atau kelompok sosial
4) Mengupayakan
peleburan antara kelompok sosial yang berbeda
Pertentangan
yang Dapat Menimbulkan Ketegangan Sosial
Dalam
masyarakat, pertentangan yang umumnya terjadi adalah masalah SARA. Kurangnya
rasa tenggang rasa untuk saling menerima antara kelompok masyarakat membuat
masalah yang timbul menjadi sulit untuk diselesaikan, karena masing-masing
kelompok masyarakat memiliki ego dan ingin merasa benar. Pada akhirnya, apabila
hal tersebut terus berlangsung dalam waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan
akan terjadi ketegangan sosial yang berujung pada konflik yang akan menimbulkan
kerugian bagi kedua belah pihak.
Jika
konflik atau pertentangan sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau
mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam
masyarakat sehingga berwujud tindakan merusak (destruktif) akan mengakibatkan
terjadinya kekerasan.
Syarat
agar Konflik Tidak Menjadi Kekerasan
1. Masing-masing
kelompok harus menyadari adanya situasi konflik di antara mereka dan perlu
dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
2. Pengendalian
konflik dilakukan jika kekuatan sosial yang saling bertentangan itu
terorganisir dengan jelas
3. Setiap
kelompok yang berkonflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu
INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi berasal dari bahasa
Inggris integration yang
berarti kesempurnaan atau keseluruhan, integrasi sosial dimaknai
sebagai proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam
kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu
keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas
terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian,
yaitu : pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu
sistem sosial tertentu.
Integrasi
sosial yaitu pengendalian atas penyimpangan sosial atau konflik
dalam sistem sosial dan penyatuan unsur-unsur yang membuat konflik. Jadi,
integrasi adalah suatu suatu proses penyesuaian unsur yang berbedaa dalam
masyarakat sehinggan menjadi satu kesatuan. Kenapa harus ada integrasi sosial?
Karena jika terjadi konflik secara sosial budaya dan tidak ada upaya integrasi,
masyarakat bisa bubar.
Landasan Suatu Integrasi Sosial
Bisa Terbentuk
1. Tumbuhnya
konsesus di antara sebagian anggota masyarakat tentang nilai-nilai
kemasyarakatan yang sifatnya mendasar
2. Cross
cutting affiliations yaitu kondisi dimana anggota masyarakat sekaligus menjadi
anggota berbagai kesatuan sosial. Dengan kata lain, masyarakat terintegrasi
karena anggotanya menjadi masyarakat lain
3. Cross
cutting loyalities yaitu kondisi menetralkan konflik dengan adanya loyalitas
ganda
Faktor Pendorong Integrasi
1.
Pengorbanan
2.
Toleransi
3.
Konsesus
4.
Identifikasi etnis
5.
Kemampuan berperan secara bersama-sama
6.
Kebangkitan etnis
7.
Anti diskriminasi
8. Menghilangkan
pengotakan budaya
Bentuk bentuk Integrasi
Sosial
1.
Asimilasi (percampuran 2 kebudayaan atau
lebih yang tidak menghilangkan keaslian atau kekhasan budaya asli)
2.
Integrasi keluarga
3.
Integrasi kerabat
4.
Integrasi asosiasi
5.
Integrasi masyarakat
6.
Integrasi suku bangsa
7. Integrasi
bangsa
Golongan-golongan yang
Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang
majemuk, masyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistem nasional
negara Indonesia. Aspek-aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya, antara
lain : suku bangsa dan kebudayaannya, agama, bahasa dan nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia adalah
sulitnya integrasi antara satu dengan yang lainnya. Masyarakat-masyarakat yang
ada di Indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya, berikut
adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1. Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang
dianggap sebagai miliknya.
2. Isu asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan
ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan lain.
3. Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam
kesukuan.
4. Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap
seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini
masyarakat Indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel-variabel
yang disebutkan di atas, masyarakat Indonesia pada umumnya masih sulit untuk
menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. Misalnya
saja, antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama
di desa-desa yang berada di pulau Jawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa
sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan
variabel-variabel yang ada di atas tadi.
Integrasi dalam masyarakat
dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik tertentu
dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas di sekitar masyarakat khususnya
di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa menghilangkan kebudayaan mereka
sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai pengendali atas konflik dan
penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.
Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses
mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Integrasi nasional akan lahir jika integrasi
sosial dalam masyarakat berjalan dengan baik. Kesempurnaan dalam integrasi
sosial sebuah masyarakat akan membentuk kekuatan suatu bangsa. Perbedaan
pendapat, keyakinan, suku, ras dan budaya dapat diatas dengan tingginya
solidaritas dan tenggang rasa antar masyarakat. Sudah barang tentu integrasi
nasional akan terbentuk dengan sendirinya.
Seperti
yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau
mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan
menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat
mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat
Integrasi Nasional
Pendorong
Integrasi Nasional
1. Faktor
sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan
untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa
cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan
merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa
rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh
banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan
atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan
UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan
bahasa Indonesia.
Penghambat
Integrasi Nasional
1. Masyarakat
Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan
dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut,
ras dan sebagainya.
2. Wilayah
negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh
lautan luas.
3. Besarnya
kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan,
kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4. Masih
besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku,
Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan,
demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya
paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan
budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Contoh-contoh
Pendorong Integrasi Nasional
·
Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar
menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
·
Rasa cinta tanah air terhadap bangsa
Indonesia
·
Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah,
karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
·
Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak,
sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi
perpecahan bangsa.
·
Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
·
Adanya rasa dan keinginan untuk rela
berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian
Integrasi
Internasional
Menurut Ernest B. Haas, Integrasi
Internasional adalah proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang
semula ditangani pemerintah nasional beralih ke unit – unit politik yang lebih
besar. Integrasi internasional secara singkat didefinisikan sebagai proses
dimana aktor – aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan
loyalitas, harapan dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang baru dan
lebih besar, yang lembaga – lembaganya memiliki atau mengambil alih yuridiksi
yang semula berada ditangan negara bangsa.
Diskriminasi
dan Ethosentris
Definisi Diskriminasi
Diskriminasi
ialah perlakuan pembedaan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau
tak langsung terhadap orang atau kelompok dengan didasarkan pada gender,ras,
agama,umur, status sosial, status ekonomi, bahasa, keyakinan politik, atau
karakteritik yang lain.
Penyebab timbulnya Diskriminasi
§
Diskriminasi
timbul akibat dari latar belakang sejarah.
§
Diskriminasi
timbul akibat Perkembangan sosio-kultural dan situasional.
§
Diskriminasi
bersumber dari faktor kepribadian.
§
Diskriminasi
timbul akibat perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme
adalah sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandangnya
sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
Apabila
tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antarkelompok
masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap
etnosentrisme. Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok
masyarakat bahwa mereka memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda
dengan kelompok masyarakat lainnya.
Etnosentrisme akan terus marak apabila
pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai peluang untuk saling
belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya bermuara pada prestasi.
Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan perjumpaan mereka dengan
kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana pun tempat terjadinya,
justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok semacam itu mampu berprestasi
dan menatap masa depan dengan cerah.
Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan
Diskriminatif
1. Latar
belakang sejarah.
Misalnya
: bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini
dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia
selama kurang lebih 3,5 abad.
2. Dilatar
belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
3. Bersumber
dari faktor kepribadian
Bersifat
prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah
sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri
bersifat konservatif dan tertutup.
4. Perbedaan
keyakinan, kepercayaan, dan agama
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.
Daya Upaya untuk
Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan
kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan
pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan
belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
Pertentangan
dan Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian
tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan
mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal ini
terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :
- Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
- Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
- Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut
CONTOH
DARI PERTENTANGAN ATAU KONFLIK SOSIAL
Tawuran
Pelajar
1. Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain
Biasanya ini terjadi ketika adanya per
tandingan bola antar sekolah. Dimana tim sekolah yang satu kalah dengan
sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan adanya r asa kecewa dan celakanya
mereka ini biasanya melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi
tim sekolah lain tersebut. Hal ini tentunya merupakan bentuk
ketidak spor tifan pelajar dalam mengalami kekalahan.
2. Dendam akibat
pemalakan dan perampasan
Apabila
seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau dirampas uang dan
hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya. Kemudian pentolan itu
akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat
dimana biasanya mer eka menunggu bis atau kendar aan pulang. Apabila jumlah
siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas
siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut
seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.
3. Dendam
akibat rasa iri akibat tidak dapat menjadi siswa di SMA yang diinginkan
Ketika
seorang siswa mendaftar masuk ke SMA negeri, tetapi ia malah
tidak diterima di sekolah tersebut. Dia akan masuk ke SMA
lain bahkan ia bisa bersekolah di SMA swasta yang kualitasnya lebih
rendah. Disebabkan oleh dendam pada sekolah yang dulu tidak menerimanya
sebagai siswa, dia berusaha untukmembuat siswa yang bersekolah
di sekolah tersebut merasa tidak nyaman. Dia akan memprofokasikan dan
mencari-cari kesalahan sekolah tersebut agar akhirnya terjadi kontak
fisik.
CONTOH KASUS PERTENTANGAN SOSIAL DAN
INTEGRASI MASYARAKAT
JAKARTA,
KOMPAS.com — Mantan
Sekretaris Fraksi PDI-P, Jacobus Majong Padang, mengaku miris atas terjadinya
ketimpangan hukum yang kini sedang dipertontonkan oleh pemerintahan
SBY-Boediono. Politisi yang kerap disapa Kobu ini berujar, kaum Marhaen—sebutan
kaum proletar—kini seakan makin diproklamasikan tertindas, belum merdeka.
"Yang
dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret
nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3
buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan
hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu,
Sabtu (21/11).
Menurut
Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan
hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi,
baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus
skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
"Terkesan,
aparat penegak hukum ingin menutupi adanya pencurian uang negara sebesar Rp 6,7
triliun di Bank Century. Keadilan sangat mahal di negeri ini. Kaum Marhaen
memang belum merdeka. Pemerintah jangan pertontonkan ketimpangan hukum,"
kata Kobu lirih.
source:http://nasional.kompas.com/read/2009/11/21/16391369/Antara.Minah.dan.Anggodo..Beda.Banget
Dari kasus diatas, kasus yang
merupakan cerminan kata Keadilan di Indonesia, dengan hal ini sudah sungguh
menggambarkan betapa budaya diskriminasi sangat jelas terjadi di Indonesia. Pengadilan sebagai lembaga pelindung masyarakat sudah ternodai
oleh diskriminasi dan oknum-oknum tertentu yang sudah menghilangkan hakekat
kata adil itu sendiri. Sejatinya Pengadilan mampu memberikan pelayanan yang
seadil adilnya kepada warganegara khususnya warga kecil seperti Nek Minah dalam
kasus diatas. Dengan uang sebagai penyebab terjadinya tindakan diskriminasi
yang bekalakan terjadi sudah mampu mengalihkan perhatian para penegak hukum di
Indonesia untuk kembali pada asas Keadilan bagi semua Rakyat.
KESIMPULAN
Pertentangan sosial dan
integrasi masyarakat yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang tidak asing
lagi. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya perbedaan
kepentingan dan ideologi, pertumbuhan politik yang majemuk serta masalah-masalah
territorial daerah yang cukup jauh. Pertentangan sosial akan mempengaruhi
dan menyebabkan perselisihan di sebuah negara, karena akan berdampak kepada pembangunan
ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Perlu mendapatkan perhatian
dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa
atau masyarakat multi-etnik, agar tidak ada lagi sifat yg menimbulkan pro dan
kontra antar sesama bangsa. Karena itu, dapat mempengaruhi budaya dan
moral bangsa serta masyarakat di negara kita ini.
Selain itu akan
menimbulkan konflik, prasangka dan diskriminasi terhadap masyarakat. Prasangka
bersumber dari suatu sikap. Jangan mudah mengambil keputusan tentang
perilaku atau tindakan orang lain secara individual, karena setiap orang bisa
kita diketahui setelah orang itu bertindak dan berprilaku. Agar tidak ada
pikiran yang cenderung kepada diskriminastif atau mengurangi prasangka terhadap
orang lain.
Karena
pertentangan sosial adalah lawan dari integrasi sosial, untuk bisa meredakan
pertentangan dalam masyarakat, kita harus memiliki solusi untuk membuat
masyarakat tersebut saling terintegrasi satu sama lain. Ada banyak cara yang
bisa dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat yang memiliki perbedaan
pandangan tetap bisa saling bersatu dan tidak ada pertentangan yang akan
memecah-belahkan mereka. Pertentangan harus segera diselesaikan dan integrasi
harus tetap dijaga.
DAFTAR
PUSTAKA
Harwantiyoko
dan Neltje F Katuuk. 1996. MKDU Ilmu
Sosial Dasar. Jakarta : Gunadarma.
Pudjiastiti,
Puline. 2000. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI. Kota: Grasindo.
Tim
Mitra Guru. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi untuk SMP/MTs Kelas VII 1.
Jakarta: Erlangga.
http://rizkifathur.blogspot.com/2013/01/kasus-pertentangan-sosial-dan.html
http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebab-konlik.html
http://info-83.blogspot.com/2011/11/integrasi-nasional.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar