Kamis, 05 Maret 2015

PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT


Hidup bermasyarakat adalah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi, member dan menerima (take and give). Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
PERTENTANGAN SOSIAL
Perbedaan Kepentingan

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena adanya dorongan untuk memenuhi kepentingannya. Kepentingan ini sifatnya esensial bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri, jika individu berhasil memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasakan kepuasan dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan akan menimbilkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas. Maksudnya adalah pendapat atau kepentingan seseorang yang berbeda dengan yang lainnya. Terkadang bisa menyebabkan perdebatan yang bisa berakhir secara damai atau sebaliknya berakhir secara anarkis.
           Namun jika dicermati, perbedaan kepentingan dapat disiasati dengan saling bertoleransi dan meningkatkan solidaritas antar masyarakat agar bisa tetep hidup berdampingan dalam suasana yang harmonis.
Perbedaan kepentingan ini tidak secara langsung menyebabkan terjadinya konflik tetapi mengenal beberapa frase, yaitu :
1.    Fase disorganisasi, yang terjadi karena kesalah pahaman yang menyebabkan sulit atau tidak dapatnya satu kelompok sosial menyesuaikan diri dengan norma ideologi.
2.    Fase dis-intergrasi (konflik), yaitu pernyataan tidak setuju dalam berbagai bentuk seperti: timbulnya emosi massa, protes, aksi mogok, pemberontakan, dll.
Masalah yang terjadi dalam kehidupan itu sangatlah bermacam-macam karena setiap individu itu mempunyai suatu kepentingan sendiri-sendiri yang berikabatkan suatu perbedaan suatu kehidupan sosial yang terjadi dalam bermasyarakat.
Perbedaan kepentingan itu antara lain berupa :
1)    kepentingan individu untuk memperoleh kasih saying
2)    kepentingan individu untuk memperoleh harga diri
3)    kepentingan individu untuk memperoleh penghargaan yang sama
4)    kepentingan individu untuk memperoleh prestasi dan posisi
5)    kepentingan individu untuk dibutuhkan orang lain

Definisi Pertentangan Sosial
Kata konflik berasal dari bahasa Latin configere yang artinya saling memukul. Pertentangan atau konflik merupakan proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan menantang pihak lawan disertai ancaman dan kekerasan. Dari segi definisi, Soerjono Soekanto mengungkapkan bahwa konflik merupakan pertentangan untuk beruaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan.
Pertentangan terbagi menjadi dalam lima bentuk sebagai berikut.
1.    Pertentangan pribadi, seperti permusuhan dan perkelahian antara kamu dan adikmu karena memperebutkan sesuatu
2.    Pertentangan rasial, seperti pertentangan antara warga kulit hitam dan kulit putih di Amerika Serikat dan Afrka Selatan
3.    Pertentangan antarkelas sosial, seperti pertentangan antara majikan dan buruh yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan
4.    Pertentangan politik, seperti pertentangan antargolongan dalam masyarakat atau pertentangan di antara negara-negara yang merdeka
5.    Pertentangan yang bersifat internasional, seperti pertentangan antarnegara yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Tidak jarang pertentangan ini menyebabkan peperangan
Pertentangan atau konflik sosial adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gop atau jurang pemisah di antara mereka. Upaya untuk memenuhi tujuan mereka dilakukan secara tidak wajar dan tidak konstitusional yang saling menjatuhkan.
Contoh menyelesaikan konflik, pada masyarakat Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kabupaten Soe. Penyelesaian konflik dilakukan dengan tradisi “Okomama”, yakni tradisi dengan menggunakan kotak yang dibalut kain tenun adat dengan diisi sirih dan kapur. Pihak yang berselisih berjanji tidak akan ada lagi permusuhan dengan cara memasukkkan kedua tangan kedua pihak dalam kotak tersebut. Setelah itu, mereka berangkulan dan mengunyah sirih pinang.

Bentuk-bentuk Konflik
Macam-macam bentuk konflik, menurut Soejono Soekanto antara lain:
1.    Konflik pribadi, yaitu konflik yang berlangsung antara dua orang.
2.    Konflik rasial, artinya konflik yang terjadi antara suku bangsa yang ada karena perbedaan ras.
3.    Konflik antarkelas sosial, artinya konflik yang antara kelas sosial yang ada dalam masyarakat.
4.    Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi menyangkut golongan-golongan di masyarakat.
5.    Konflik Internasional, artinya konflik yang terjadi antarnegara yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan.

Proses Terjadinya Konflik
Konflik lahir dari kenyataan sosial yaitu karena adanya perbedaan-perbedaan. Misalnya, perbedaan ciri-ciri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat. Perbedaan menjadi konflik manakala sistem sosial masyarakatnya tidak dapat mengakomodasikan perbedaan-perbedaan tersebut. Hal itu mendorong masing-masing individu atau kelompok untuk saling menghancurkan.

Gejala-gejala dari Konflik dalam Masyarakat Majemuk
a.    Tindakan-tindakan anggota masyarakat sudah tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
b.    Norma-norma masyarakat tidak berfungsi lagi dengan baik.
c.    Lemahnya sanksi sosial dan bahkan tidak dilaksanakan dengan konsekuen
d.    Tidak adanya kesamaan pandangan antaranggota masyarakat tentang tujuan yang akan dicapai.
e.    Adanya pertentangan terhadap norma masyarakat yang telah dihayati dan dujadikan pedoman hidup.
Cara cara Pemecahan Konflik
a)    Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan, antara lain : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
b)    Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
c)    Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
d)    Minority consent, yaitu kelompok mayoritas yang menang.
e)    Compromise, artinya semua subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan keluar.
f)     Integration, artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan dan ditelaah
Faktor-faktor yang Dapat Menyebabkan Pertentangan Sosial             
1.    Perbedaan pendapat
2.    Perselisihan paham yang berkepanjangan yang mengusik harga diri serta kebanggaan masing-masing pihak
3.    Benturan kepentingan yang sama
4.    Perbedaan sistem nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan
5.    Perbedaan kepentingan politik, baik dalam satu negara ataupun antarnegara

Dampak Konflik
Dampak Positif
§  Konflik dapat memperjelas aspek- aspek kehidupan kehidupan yang belum jelas atau belum tuntas ditelaah.Contoh: diskusi dalam seminar;
§  Konflik memungkinkan adanya penyesuaian  kembali norma-norma, nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu;
§  Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok;
§  Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok;
§  Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru;
§  Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat.;
§  Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila konflik dalam keadaan seimbang.
Dampak Negatif
§  Keretakan hubungan antarindividu dan persatuan kelompok
§  Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia
§  Berubahnya kepribadian para individu
§  Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah

Upaya Penyelesaian konflik
Konflik dapat diselesaikan melalui akomodasi, yang bertujuan untuk:
1)    Mengurangi pertentangan antara dua kelompok atau individu
2)    Mencegah terjadinya suatu pertentangan secara temporer
3)    Memungkinkan terjadinya kerjasama antara individu atau kelompok sosial
4) Mengupayakan peleburan antara kelompok sosial yang berbeda

Pertentangan yang Dapat Menimbulkan Ketegangan Sosial
Dalam masyarakat, pertentangan yang umumnya terjadi adalah masalah SARA. Kurangnya rasa tenggang rasa untuk saling menerima antara kelompok masyarakat membuat masalah yang timbul menjadi sulit untuk diselesaikan, karena masing-masing kelompok masyarakat memiliki ego dan ingin merasa benar. Pada akhirnya, apabila hal tersebut terus berlangsung dalam waktu yang lama, tidak menutup kemungkinan akan terjadi ketegangan sosial yang berujung pada konflik yang akan menimbulkan kerugian bagi kedua belah pihak.

Jika konflik atau pertentangan sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat atau mengabaikan sama sekali norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat sehingga berwujud tindakan merusak (destruktif) akan mengakibatkan terjadinya kekerasan.

Syarat agar Konflik Tidak Menjadi Kekerasan
1.    Masing-masing kelompok harus menyadari adanya situasi konflik di antara mereka dan perlu dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
2.    Pengendalian konflik dilakukan jika kekuatan sosial yang saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas
3.    Setiap kelompok yang berkonflik harus mematuhi aturan-aturan permainan tertentu


INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi berasal dari bahasa Inggris integration yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan, integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu : pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
Integrasi sosial yaitu pengendalian atas penyimpangan sosial atau konflik dalam sistem sosial dan penyatuan unsur-unsur yang membuat konflik. Jadi, integrasi adalah suatu suatu proses penyesuaian unsur yang berbedaa dalam masyarakat sehinggan menjadi satu kesatuan. Kenapa harus ada integrasi sosial? Karena jika terjadi konflik secara sosial budaya dan tidak ada upaya integrasi, masyarakat bisa bubar.
Landasan Suatu Integrasi Sosial Bisa Terbentuk
1.    Tumbuhnya konsesus di antara sebagian anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang sifatnya mendasar
2.    Cross cutting affiliations yaitu kondisi dimana anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota berbagai kesatuan sosial. Dengan kata lain, masyarakat terintegrasi karena anggotanya menjadi masyarakat lain
3.    Cross cutting loyalities yaitu kondisi menetralkan konflik dengan adanya loyalitas ganda
Faktor Pendorong Integrasi
1.    Pengorbanan
2.    Toleransi
3.    Konsesus
4.    Identifikasi etnis
5.    Kemampuan berperan secara bersama-sama
6.    Kebangkitan etnis
7.    Anti diskriminasi
8.    Menghilangkan pengotakan budaya
Bentuk bentuk Integrasi Sosial
1.    Asimilasi (percampuran 2 kebudayaan atau lebih yang tidak menghilangkan keaslian atau kekhasan budaya asli)
2.    Integrasi keluarga
3.    Integrasi kerabat
4.    Integrasi asosiasi
5.    Integrasi masyarakat
6.    Integrasi suku bangsa
7.    Integrasi bangsa
Golongan-golongan yang Berbeda dan Integrasi Sosial
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, masyarakat majemuk itu di persatukan oleh sistem nasional negara Indonesia. Aspek-aspek kemasyarakatan yang mempersatukannya, antara lain : suku bangsa dan kebudayaannya, agama, bahasa dan nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia adalah sulitnya integrasi antara satu dengan yang lainnya. Masyarakat-masyarakat yang ada di Indonesia mereka tetap hidup berdampingan pada kemajemukannya, berikut adalah beberapa variabel yang dapat menghambat integrasi :
1.    Klaim/tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya.
2.    Isu asli tidak asli berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan lain.
3.    Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam kesukuan.
4.    Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang golongan tertentuk.
Dalam hal ini masyarakat Indonesia seringkali terhambat integrasinya karena variabel-variabel yang disebutkan di atas, masyarakat Indonesia pada umumnya masih sulit untuk menerima sesuatu yang baru ataupun yang berbeda dengan yang biasa ia temukan. Misalnya saja, antar agama masih sering terjadi permusuhan/ sering terjadi perang agama di desa-desa yang berada di pulau Jawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa betapa sulitnya bagi mereka untuk berintegrasi tanpa menyangkut pautkan variabel-variabel yang ada di atas tadi.
Integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas di sekitar masyarakat khususnya di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa menghilangkan kebudayaan mereka sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai pengendali atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.
Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Integrasi nasional akan lahir jika integrasi sosial dalam masyarakat berjalan dengan baik. Kesempurnaan dalam integrasi sosial sebuah masyarakat akan membentuk kekuatan suatu bangsa. Perbedaan pendapat, keyakinan, suku, ras dan budaya dapat diatas dengan tingginya solidaritas dan tenggang rasa antar masyarakat. Sudah barang tentu integrasi nasional akan terbentuk dengan sendirinya.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
  
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional
Pendorong Integrasi Nasional
1.    Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2.    Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3.    Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4.    Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5.    Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
Penghambat Integrasi Nasional
1.    Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2.    Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
3.    Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
4.    Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5.    Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.


Contoh-contoh Pendorong Integrasi Nasional
·         Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan tangguh di masa yang akan datang.
·         Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
·         Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
·         Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
·         Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
·         Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian
Integrasi Internasional
Menurut Ernest B. Haas, Integrasi Internasional adalah proses pencapaian kondisi supranasional dimana urusan yang semula ditangani pemerintah nasional beralih ke unit – unit politik yang lebih besar. Integrasi internasional secara singkat didefinisikan sebagai proses dimana aktor – aktor politik nasional dari berbagai negara diminta mengarahkan loyalitas, harapan dan kegiatan politik mereka ke institusi pusat yang baru dan lebih besar, yang lembaga – lembaganya memiliki atau mengambil alih yuridiksi yang semula berada ditangan negara bangsa.

Diskriminasi dan Ethosentris
Definisi Diskriminasi
Diskriminasi ialah perlakuan pembedaan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung terhadap orang atau kelompok dengan didasarkan pada gender,ras, agama,umur, status sosial, status ekonomi, bahasa, keyakinan politik, atau karakteritik yang lain.
Penyebab timbulnya Diskriminasi
§  Diskriminasi timbul akibat dari latar belakang sejarah.
§  Diskriminasi timbul akibat Perkembangan sosio-kultural dan situasional.
§  Diskriminasi bersumber dari faktor kepribadian.
§  Diskriminasi timbul akibat perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain.
Apabila tidak dikelola dengan baik, perbedaan budaya dan adat istiadat antarkelompok masyarakat tersebut akan menimbulkan konflik sosial akibat adanya sikap etnosentrisme. Sikap tersebut timbul karena adanya anggapan suatu kelompok masyarakat bahwa mereka memiliki pandangan hidup dan sistem nilai yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya.
Etnosentrisme akan terus marak apabila pemiliknya tidak mampu melihat human encounter sebagai peluang untuk saling belajar dan meningkatkan kecerdasan, yang selanjutnya bermuara pada prestasi. Sebaliknya, kelompok etnis yang mampu menggunakan perjumpaan mereka dengan kelompok-kelompok lain dengan sebaik-baiknya, di mana pun tempat terjadinya, justru akan makin meninggalkan etnosentrisme. Kelompok semacam itu mampu berprestasi dan menatap masa depan dengan cerah.
                                                                                   
Sebab-sebab timbulnya Prasangka dan Diskriminatif
1.    Latar belakang sejarah.
Misalnya : bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah.Ini dilatarbelakangi karena pada masa lampau Bangsa Belanda menjajah Indonesia selama kurang lebih 3,5 abad.
2.    Dilatar belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional
Apabila prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
3.    Bersumber dari faktor kepribadian
Bersifat prasangka merupakan gambaran sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan tertutup.
4.    Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama
Banyak sekali konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang diseluruh penjuru dunia.

Daya Upaya untuk Mengurangi/Menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar. Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.

Pertentangan dan Ketegangan dalam Masyarakat
Konflik mengandung pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dalam hal ini terdapat tiga elemen dasar yang merupakan ciri dari situasi konflik, yaitu :
  • Terdapat dua atau lebih unit-unit atau bagian yang terlibat dalam konflik
  • Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan, tujuan, masalah, sikap, maupun gagasan-gagasan
  • Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut


CONTOH DARI PERTENTANGAN ATAU KONFLIK SOSIAL
Tawuran Pelajar
 
  

1.    Dendam karena kekalahan dengan sekolah lain
Biasanya ini terjadi ketika adanya per tandingan bola antar sekolah. Dimana tim sekolah yang satu kalah dengan sekolah yang lain. Hal ini menyebabkan adanya r asa kecewa dan celakanya mereka ini biasanya melampiaskan rasa kekecewaan nya dengan mengajak berkelahi tim sekolah lain tersebut. Hal ini tentunya merupakan bentuk ketidak spor tifan pelajar dalam mengalami kekalahan.
2.  Dendam akibat pemalakan dan perampasan
Apabila seorang siswa dari suatu sekolah menengah atas dipalak atau dirampas uang dan hartanya, dia akan melapor kepada pentolan di sekolahnya. Kemudian pentolan itu akan mengumpulkan siswa untuk menghampiri siswa dari sekolah musuh ditempat dimana biasanya mer eka menunggu bis atau kendar aan pulang. Apabila jumlah siswa dari sekolah musuh hanya sedikit, mereka akan balik memalak atau merampas siswa sekolah musuh tersebut. Tetapi jika jumlah siswa sekolah musuh tersebut seimbang atau lebih banyak, mereka akan melakukan kontak fisik.
 3. Dendam akibat rasa iri akibat tidak dapat menjadi siswa di SMA yang diinginkan
Ketika seorang siswa mendaftar masuk ke SMA negeri, tetapi ia malah tidak   diterima di sekolah tersebut. Dia akan masuk ke SMA lain bahkan ia bisa bersekolah di SMA swasta yang kualitasnya lebih rendah. Disebabkan oleh dendam pada sekolah yang dulu tidak menerimanya sebagai siswa, dia berusaha untukmembuat siswa yang bersekolah di sekolah tersebut merasa tidak nyaman. Dia akan memprofokasikan dan mencari-cari kesalahan sekolah tersebut agar akhirnya terjadi kontak fisik.



CONTOH KASUS PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT
JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Sekretaris Fraksi PDI-P, Jacobus Majong Padang, mengaku miris atas terjadinya ketimpangan hukum yang kini sedang dipertontonkan oleh pemerintahan SBY-Boediono. Politisi yang kerap disapa Kobu ini berujar, kaum Marhaen—sebutan kaum proletar—kini seakan makin diproklamasikan tertindas, belum merdeka.
"Yang dipertontonkan jelas sekali, perlakuan hukum yang tidak adil. Contoh konkret nenek Minah di Banyumas, Jawa Tengah. Dia dihukum 1,5 bulan karena mencuri 3 buah kakao di kebun. Meski sudah berusaha meminta maaf, aparat tetap menegakkan hukum. Dalih, menegakkan hukum adil bagi yang melanggar hukum," kata Kobu, Sabtu (21/11).
Menurut Kobu, aparat hukum dalam kasus hukum yang dihadapi Minah berusaha menegakkan hukum seakan demi keadilan. Hal ini seakan kontras dengan apa yang terjadi, baik terhadap dugaan penyuapan yang dilakukan Anggodo Widjojo, maupun kasus skandal aliran dana Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun.
"Terkesan, aparat penegak hukum ingin menutupi adanya pencurian uang negara sebesar Rp 6,7 triliun di Bank Century. Keadilan sangat mahal di negeri ini. Kaum Marhaen memang belum merdeka. Pemerintah jangan pertontonkan ketimpangan hukum," kata Kobu lirih.
source:http://nasional.kompas.com/read/2009/11/21/16391369/Antara.Minah.dan.Anggodo..Beda.Banget
Dari kasus diatas, kasus yang merupakan cerminan kata Keadilan di Indonesia, dengan hal ini sudah sungguh menggambarkan betapa budaya diskriminasi sangat jelas terjadi di Indonesia. Pengadilan sebagai lembaga pelindung masyarakat sudah ternodai oleh diskriminasi dan oknum-oknum tertentu yang sudah menghilangkan hakekat kata adil itu sendiri. Sejatinya Pengadilan mampu memberikan pelayanan yang seadil adilnya kepada warganegara khususnya warga kecil seperti Nek Minah dalam kasus diatas. Dengan uang sebagai penyebab terjadinya tindakan diskriminasi yang bekalakan terjadi sudah mampu mengalihkan perhatian para penegak hukum di Indonesia untuk kembali pada asas Keadilan bagi semua Rakyat.


KESIMPULAN
Pertentangan sosial dan integrasi masyarakat yang terjadi di Indonesia merupakan hal yang tidak asing lagi. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya perbedaan kepentingan dan ideologi, pertumbuhan politik yang majemuk serta masalah-masalah territorial daerah yang cukup jauh. Pertentangan sosial akan mempengaruhi dan menyebabkan perselisihan di sebuah negara, karena akan berdampak kepada pembangunan ekonomi dan sosial kemasyarakatan.
Perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi-etnik, agar tidak ada lagi sifat yg menimbulkan pro dan kontra antar sesama bangsa. Karena itu, dapat mempengaruhi  budaya dan moral bangsa serta masyarakat di negara kita ini.
Selain itu akan menimbulkan konflik, prasangka dan diskriminasi terhadap masyarakat. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Jangan mudah mengambil keputusan tentang perilaku atau tindakan orang lain secara individual, karena setiap orang bisa kita diketahui setelah orang itu bertindak dan berprilaku. Agar tidak ada pikiran yang cenderung kepada diskriminastif atau mengurangi prasangka terhadap orang lain.
Karena pertentangan sosial adalah lawan dari integrasi sosial, untuk bisa meredakan pertentangan dalam masyarakat, kita harus memiliki solusi untuk membuat masyarakat tersebut saling terintegrasi satu sama lain. Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar seluruh lapisan masyarakat yang memiliki perbedaan pandangan tetap bisa saling bersatu dan tidak ada pertentangan yang akan memecah-belahkan mereka. Pertentangan harus segera diselesaikan dan integrasi harus tetap dijaga.


DAFTAR PUSTAKA
Harwantiyoko dan Neltje F Katuuk. 1996. MKDU Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : Gunadarma.
Pudjiastiti, Puline. 2000. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas XI. Kota: Grasindo.
Tim Mitra Guru. 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial Sosiologi untuk SMP/MTs Kelas VII 1. Jakarta: Erlangga.
http://rizkifathur.blogspot.com/2013/01/kasus-pertentangan-sosial-dan.html
http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebab-konlik.html

http://info-83.blogspot.com/2011/11/integrasi-nasional.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar